Sebelum membaca bagian ini, pastikan kalian sudah membaca tentang:
Part 1: aku, kau, dia, dan pemeran kehidupan.
Part 2: aku dan kau.
Part 3: aku, kau, dia, dan pemeran kehidupan.
Part 4: aku, selepas kau pergi.
Part 5: pertanyaan.
--------------------
Ini merupakan akhir cerita.
Part 1: aku, kau, dia, dan pemeran kehidupan.
Part 2: aku dan kau.
Part 3: aku, kau, dia, dan pemeran kehidupan.
Part 4: aku, selepas kau pergi.
Part 5: pertanyaan.
--------------------
Ini merupakan akhir cerita.
Ending.
Tunggu sebentar...
Sejujurnya, aku pun tak tahu harus menulis apa lagi di sini?
Bukankah semuanya sudah aku bahas satu per satu di tiap-tiap bagian?
Baiklah, aku hanya ingin menyampaikan ini saja.
Aku menulis semua ini agar tulisan ini dapat menjadi pengingat di masa yang akan datang bahwa aku pernah bercerita sedemikian panjangnya.
Dari cerita ini juga aku belajar banyak pelajaran kehidupan.
Tak ada maksud lain.
Terima kasih yang sebesar-besarnya bagi kalian semua yang telah rela menunggu dan membaca hingga bagian ini.
Maaf jika selama penulisan ini terdapat hal yang kurang berkenan.
Perihal "aku"?
Aku akan mencoba melanjutkan perjalanannya seperti sedia kala,
entah dengan versi cerita mana lagi yang akan aku perankan,
entah rasa apa yang akan aku temui,
biarkan semua itu membuat aku menjadi manusia,
dengan atau tanpa kau di samping aku,
aku akan terus berlanjut.
Aku akan berusaha ikhlas—
meski tak tahu kapan saat itu.
Tentang pertanyaan aku?
Semoga akan ada jawabnya dan kelak jawab itulah yang mungkin membuat aku sadar dan pada akhirnya mengikhlaskan.
Jika memang tak ada jawabnya, biarkan saja aku terus melanjutkan perjalanan bersama harapan akan sang waktu yang turut menyembuhkan aku.
Aku selalu percaya Tuhan selalu memberikan yang terbaik.
Aku selalu percaya Tuhan selalu langsung menjawab doa-doa aku.
Jika memang kau akan kembali, pasti ada saja cara Dia mengembalikannya.
Jika memang kau tetap pergi, pasti ada saja rencana baik Dia dibalik semuanya.
Doakan aku baik-baik saja.
Dan biarkan semesta yang bekerja.
Sampai jumpa di kesempatan hebat lainnya yang tak pernah terduga, sayang!
Jaga dirimu baik-baik.
Karena kita sudah sampai di penghujung cerita.
Jangan rindu akan cerita aku.
Karena kata Dilan rindu itu berat hehe.
Tunggu sebentar...
Sejujurnya, aku pun tak tahu harus menulis apa lagi di sini?
Bukankah semuanya sudah aku bahas satu per satu di tiap-tiap bagian?
Baiklah, aku hanya ingin menyampaikan ini saja.
Aku menulis semua ini agar tulisan ini dapat menjadi pengingat di masa yang akan datang bahwa aku pernah bercerita sedemikian panjangnya.
Dari cerita ini juga aku belajar banyak pelajaran kehidupan.
Tak ada maksud lain.
Terima kasih yang sebesar-besarnya bagi kalian semua yang telah rela menunggu dan membaca hingga bagian ini.
Maaf jika selama penulisan ini terdapat hal yang kurang berkenan.
Perihal "aku"?
Aku akan mencoba melanjutkan perjalanannya seperti sedia kala,
entah dengan versi cerita mana lagi yang akan aku perankan,
entah rasa apa yang akan aku temui,
biarkan semua itu membuat aku menjadi manusia,
dengan atau tanpa kau di samping aku,
aku akan terus berlanjut.
Aku akan berusaha ikhlas—
meski tak tahu kapan saat itu.
Tentang pertanyaan aku?
Semoga akan ada jawabnya dan kelak jawab itulah yang mungkin membuat aku sadar dan pada akhirnya mengikhlaskan.
Jika memang tak ada jawabnya, biarkan saja aku terus melanjutkan perjalanan bersama harapan akan sang waktu yang turut menyembuhkan aku.
Aku selalu percaya Tuhan selalu memberikan yang terbaik.
Aku selalu percaya Tuhan selalu langsung menjawab doa-doa aku.
Jika memang kau akan kembali, pasti ada saja cara Dia mengembalikannya.
Jika memang kau tetap pergi, pasti ada saja rencana baik Dia dibalik semuanya.
Doakan aku baik-baik saja.
Dan biarkan semesta yang bekerja.
Sampai jumpa di kesempatan hebat lainnya yang tak pernah terduga, sayang!
Jaga dirimu baik-baik.
Karena kita sudah sampai di penghujung cerita.
Jangan rindu akan cerita aku.
![]() |
Maret, 2016. |
--------------------
Selesai.
Palembang, 12/7/19
Selesai.
Palembang, 12/7/19
Komentar
Posting Komentar