Jam terus berdetik,
waktu terus berjalan.
Aliran air terus mengalir,
hujan tetap jatuh pada saatnya.
Dan aku rasa--
rasamu dulu layaknya hujan.
Deras.
Namun, layaknya aku lupa..
Sederas apapun hujan...
Hujan tetap akan reda hingga akhirnya berhenti...
Ini cerita tentang aku, kau, dia dan pemeran kehidupan.
Kadang aku larut dalam pikiranku sendiri...
Sejak kapan kita menjadi seperti ini?
Mencoba menyelisik akar dari semua yang mulai terjadi ini.
Kadang aku bingung jua,
kesalahan apa yang telah aku perbuat hingga rasa-rasanya kita menjadi seperti ini?
Ingin rasanya aku berbincang bersamamu, bertanya, berdiskusi, mengapa kita menjadi seperti ini?
Namun rasanya....
Apakah usia yang membuat kita menjadi seperti ini?
Ataukah sang waktu yang tak pernah mengizinkan kita tuk hanya sekadar bertukar sapa?
Lalu, bagaimana dengan jarak kita yang tak sedekat dulu lagi? Apakah itu penyebabnya?
Dan bagaimana dengan aktivitas serta kegiatan kita masing-masing?
Lagi-lagi, aku terus bertanya...
Sejak kapan semua ini dimulai?
Rasa-rasanya kau masih tetap menjadi pribadi yang dulu, dan akupun begitu....
Ataukah aku saja yang tidak pernah sadar akan perubahan itu?
Ataukah justru aku yang berubah?
Hingga akhirnya kita menjadi seperti ini...
Sekuat apapun pikiran itu muncul,
sekuat itu pula aku menepis pikiran itu.
Karena aku tahu, kau tak pernah berubah...
Kau masih orang yang sama dengan orang yang aku kenal dahulu,
seseorang yang mampu membuatku bangkit di saat aku terpuruk,
seseorang yang mampu melihat tangisku ini,
seseorang yang mampu membuatku tenang meski tidak mengatakan sepatah kata apapun.
Banyak orang berkata, "Tinggalkan saja, kau berhak lebih bahagia".
Tapi aku dengan sepenuh hati yakin, menjawab tidak kepada mereka, karena aku tahu kau tidak seperti itu dan percaya bahwa aku akan bertahan.
Meski kadang perkataan itu terus mengusikku berhari-hari~
Dan, aku juga tahu, bahagiaku, aku yang menjalani. Ini hidupku. Bukan hidup mereka.
Kadang, jalanan tak selamanya mulus bukan?
Terkadang aku juga tersandung dengan batu kecil dalam menjalaninya~
Terkadang aku juga sempat terjatuh ke sebuah lubang dalam menjalaninya~
Terkadang aku juga sempat berbelok arah dalam menjalaninya~
Terkadang aku juga sempat berpikir untuk terhenti di tengah perjalanan~
Dan kadang aku memutuskan untuk berhenti di tengah perjalanan dan putar balik~
Namun, selalu saja ada hal yang menyadarkanku,
bahwa tidak seharusnya aku tersandung,
tidak seharusnya aku terjatuh ke sebuah lubang,
tidak seharusnya aku berbelok arah,
tidak seharusnya aku berhenti.
Karena, aku dan kau sedang menjalaninya, bukan?
Meski, aku sempat bimbang akan tawaran "salah ambil arah" yang sepertinya jauh lebih menggiurkan...
Namun, aku bersyukur, aku dapat segera tersadar sebelum aku lebih jauh berjalan di arah yang salah, bahwa aku harus kembali ke awal, bukan arah ini.
Lagi-lagi, kesempatan tuk tersandung batu kecil, jatuh ke sebuah lubang, berbelok arah...
datang bukan hanya sekali, namun kesempatan itu datang berkali-kali dengan tawaran yang sepertinya jauh lebih menggiurkan.
Keputusanku untuk berhenti di tengah perjalanan ini juga kadang terus menghantuiku.
Aku terkadang lelah, karena aku merasa seolah sedang berjalan sendiri saja tanpa kau disampingku menemani.
Bukankah ini perjalanan kita bersama?
Namun, aku tahu, aku harus menghindarinya. H a r u s. Sebuah keharusan.
Hingga, akupun terus berjalan mengikuti kau, tanpa mengindahkan yang lain sedikitpun lagi.
Akankah kita punya waktu kembali untuk hanya bertukar sapa secara langsung?
Ingin rasanya, 5 menit saja bertemu dengan kau untuk bertukar sapa atau membahasnya--
Namun, rasanya sang waktu tak pernah mengizinkan kita~
Terlalu sibuk akan diri kita masing-masing~
Hingga akhirnya...
Jarak yang terus menjauh,
waktu yang terus berjalan,
komunikasi yang seolah tak pernah terjalin lagi.
Sampai pada puncaknya...
Sesuatu hal yang begitu aku takutkan terjadi.
Kau dan aku tak mampu melanjutkan perjalanan ini.
Kita terhenti di tengah perjalanan,
menghilang tanpa penjelasan.
"Dia".
Kau pergi bersama dia.
Apakah kau jua sedang salah arah saat ini?
Ataukah kau memang menginginkan perjalanan ini terhenti?
Aliran air terus mengalir,
hujan tetap jatuh pada saatnya.
Dan aku rasa--
rasamu dulu layaknya hujan.
Deras.
Namun, layaknya aku lupa..
Sederas apapun hujan...
Hujan tetap akan reda hingga akhirnya berhenti...
--------------------
Ini cerita tentang aku, kau, dia dan pemeran kehidupan.
Kadang aku larut dalam pikiranku sendiri...
Sejak kapan kita menjadi seperti ini?
Mencoba menyelisik akar dari semua yang mulai terjadi ini.
Kadang aku bingung jua,
kesalahan apa yang telah aku perbuat hingga rasa-rasanya kita menjadi seperti ini?
Ingin rasanya aku berbincang bersamamu, bertanya, berdiskusi, mengapa kita menjadi seperti ini?
Namun rasanya....
Apakah usia yang membuat kita menjadi seperti ini?
Ataukah sang waktu yang tak pernah mengizinkan kita tuk hanya sekadar bertukar sapa?
Lalu, bagaimana dengan jarak kita yang tak sedekat dulu lagi? Apakah itu penyebabnya?
Dan bagaimana dengan aktivitas serta kegiatan kita masing-masing?
Lagi-lagi, aku terus bertanya...
Sejak kapan semua ini dimulai?
Rasa-rasanya kau masih tetap menjadi pribadi yang dulu, dan akupun begitu....
Ataukah aku saja yang tidak pernah sadar akan perubahan itu?
Ataukah justru aku yang berubah?
Hingga akhirnya kita menjadi seperti ini...
Sekuat apapun pikiran itu muncul,
sekuat itu pula aku menepis pikiran itu.
Karena aku tahu, kau tak pernah berubah...
Kau masih orang yang sama dengan orang yang aku kenal dahulu,
seseorang yang mampu membuatku bangkit di saat aku terpuruk,
seseorang yang mampu melihat tangisku ini,
seseorang yang mampu membuatku tenang meski tidak mengatakan sepatah kata apapun.
Banyak orang berkata, "Tinggalkan saja, kau berhak lebih bahagia".
Tapi aku dengan sepenuh hati yakin, menjawab tidak kepada mereka, karena aku tahu kau tidak seperti itu dan percaya bahwa aku akan bertahan.
Meski kadang perkataan itu terus mengusikku berhari-hari~
Dan, aku juga tahu, bahagiaku, aku yang menjalani. Ini hidupku. Bukan hidup mereka.
Kadang, jalanan tak selamanya mulus bukan?
Terkadang aku juga tersandung dengan batu kecil dalam menjalaninya~
Terkadang aku juga sempat terjatuh ke sebuah lubang dalam menjalaninya~
Terkadang aku juga sempat berbelok arah dalam menjalaninya~
Terkadang aku juga sempat berpikir untuk terhenti di tengah perjalanan~
Dan kadang aku memutuskan untuk berhenti di tengah perjalanan dan putar balik~
Namun, selalu saja ada hal yang menyadarkanku,
bahwa tidak seharusnya aku tersandung,
tidak seharusnya aku terjatuh ke sebuah lubang,
tidak seharusnya aku berbelok arah,
tidak seharusnya aku berhenti.
Karena, aku dan kau sedang menjalaninya, bukan?
Meski, aku sempat bimbang akan tawaran "salah ambil arah" yang sepertinya jauh lebih menggiurkan...
Namun, aku bersyukur, aku dapat segera tersadar sebelum aku lebih jauh berjalan di arah yang salah, bahwa aku harus kembali ke awal, bukan arah ini.
Lagi-lagi, kesempatan tuk tersandung batu kecil, jatuh ke sebuah lubang, berbelok arah...
datang bukan hanya sekali, namun kesempatan itu datang berkali-kali dengan tawaran yang sepertinya jauh lebih menggiurkan.
Keputusanku untuk berhenti di tengah perjalanan ini juga kadang terus menghantuiku.
Aku terkadang lelah, karena aku merasa seolah sedang berjalan sendiri saja tanpa kau disampingku menemani.
Bukankah ini perjalanan kita bersama?
Namun, aku tahu, aku harus menghindarinya. H a r u s. Sebuah keharusan.
Hingga, akupun terus berjalan mengikuti kau, tanpa mengindahkan yang lain sedikitpun lagi.
Akankah kita punya waktu kembali untuk hanya bertukar sapa secara langsung?
Ingin rasanya, 5 menit saja bertemu dengan kau untuk bertukar sapa atau membahasnya--
Namun, rasanya sang waktu tak pernah mengizinkan kita~
Hingga akhirnya...
Jarak yang terus menjauh,
waktu yang terus berjalan,
komunikasi yang seolah tak pernah terjalin lagi.
Sampai pada puncaknya...
Sesuatu hal yang begitu aku takutkan terjadi.
Kau dan aku tak mampu melanjutkan perjalanan ini.
Kita terhenti di tengah perjalanan,
menghilang tanpa penjelasan.
"Dia".
Kau pergi bersama dia.
Apakah kau jua sedang salah arah saat ini?
Ataukah kau memang menginginkan perjalanan ini terhenti?
Komentar
Posting Komentar