Selamat pagi.
Semoga harimu menyenangkan.
Jangan lupa untuk bahagia hari ini.
Semoga harimu menyenangkan.
Jangan lupa untuk bahagia hari ini.
--------------------
Entah sampai kapan pertanyaan ini akan terus berada di dalam benakku.
Dan entah sampai kapan aku harus menunggu untuk tahu akan jawabnya.
Atau mungkin aku tak akan pernah tahu jawab semua ini?
Jika kau membaca ini, aku mohon kepadamu untuk menjawab semua ini dengan kata hati dan pikirmu dengan sejujur-jujurnya...
Maaf, aku tak bertanya langsung.
Bukannya aku tak berani untuk bertanya langsung,
aku takut jika hadirku kembali akan memperkeruh suasana antara kau dan dia.
Sekali lagi, aku mohon untuk jujur kepada dirimu sendiri.
Halo, apa kabar?
Semoga kau baik-baik saja di sana.
Apakah kau bahagia di sana?
Apakah kau baik-baik saja?
Bagaimana keadaanmu?
Karena aku sama sekali tak tahu kabarmu setelah kau pergi hari itu.
Kita benar-benar layaknya orang asing yang tak pernah mengenal sekalipun.
Bolehkah aku bertanya?
Setelah semua ini, apakah aku pernah terlintas dibenakmu walau hanya sekali saja?
Tak inginkah kau hanya bertukar sapa sekali saja?
Atau kau memang menginginkan kita layaknya orang asing yang tak pernah mengenal?
Aku butuh jawaban itu, apakah kau memang menginginkan kita layaknya orang asing atau kau masih ingin berteman?
Kadang aku bertanya, seberapa besar kesalahan yang telah kuperbuat selama ini?
Hingga akhirnya membuatmu benar benar pergi dan tak kembali.
Benarkah aku terlalu egois selama ini?
Egois serta seolah acuh tak acuh denganmu?
Hingga tanpa disadari kaupun lelah dengan semua sikapku itu?
Dan kaupun memilih untuk pergi?
Boleh aku meminta jawab ini? Aku mohon...
Beri tahu aku semua kesalahan dan kekurangan yang pernah kuperbuat.
Agar kelak aku mampu memperbaiki diri dan berharap hal ini tak akan terjadi lagi.
Aku mohon...
beri tahu aku.
Bagaimana dengan kau?
Setelah hari itu, bagaimana kau melewatinya?
Apakah pernah kau merasa sedih?
Apakah pernah kau merasa seolah tak ingin melakukan apapun?
Apakah pernah kau merasa seolah ingin mengenyahkan semua pikiran dan perasaan itu?
Apakah pernah kau merasa ingin kembali lagi?
Apakah pernah kau merasa ingin memperbaiki semua itu?
Apakah pernah kau merasa rasanya "hari itu" kau terlalu gegabah dalam mengambil keputusan?
Apakah pernah?
Dan satu lagi,
apakah pernah kau menangis? Ah, rasanya sangat tak mungkin untuk hal satu ini.
Ataukah setelah hari itu kau merasa baik-baik saja?
Merasa tidak ada yang berubah?
Ataukah hari-harimu justru lebih berwarna setelah itu?
Berwarna, karena ada dia~
Tolong jawab...
Secepat itukah kau melupakan semuanya?
Melupakanku?
Melupakan semua yang ada?
Menghapus semua memori yang ada?
Mengganti semuanya dengan yang baru?
Secepat itukah?
Secepat itukah hari-harimu kembali berwarna?
Atau memang hari-hari mu tak pernah menjadi hitam putih setelah hari itu?
Atau memang kau telah lama melupakanku jauh sebelum hari itu?
Tak peduli lagi denganku jauh sebelum hari itu?
Ingin meninggalkanku jauh sebelum hari itu?
Lagi-lagi aku terus bertanya,
Apakah semua drama yang seolah kau publikasikan selama ini benar adanya?
Apakah kau sebahagia itu?
Apakah itu benar adanya? Nyata?
Ataukah itu hanya sandiwara belaka?
Bersandiwara dengan dirimu sendiri?
Sandiwara untuk menutupi lukamu jua, mungkin?
Aku tak tahu...,
yang aku tahu rasa-rasanya kau sangat jauh berbeda dengan kau yang dahulu dan saat kau bersama dia.
Mungkin semua orang berubah, ya?
Seberapa besar sudah usahamu untuk melupakan semuanya?
Apakah itu telah berhasil?
Berhasilkah?
Ataukah lagi-lagi usaha itu hanya sia-sia belaka?
Ataukah bayang-bayang itu masih turut menghantui jua hampir setiap saat?
Apakah sekuat apapun kau berusaha dan menolaknya, sekuat itu pula rasa itu akan kembali?
Jangan bohong akan diri dan perasaanmu sendiri.
Jangan egois.
Jujur saja dan terima saja jika kau belum berhasil.
Biarkan perasaan itu menyakitimu, tak perlu dilawan, jika memang benar adanya.
Dan jangan pernah, libatkan perasaan orang lain maupun sekitarmu, menjadi "pelarian" akan pelampiasan rasa sakit itu.
Akan memperkeruh suasana saja nantinya, bung.
Dan semakin mempersulit untuk menyelesaikan semuanya~
Satu hal lagi yang ingin aku tanyakan dan pastikan.
Sejujurnya, apakah kau tahu apa yang membuatku bertanya hari itu?
Ataukah persepsiku dan kau selama ini ternyata berbeda?
Berbeda karena kita sudah lama tak bersua.
Perihal "dia"...
Ah, sebenarnya aku sangat tidak ingin membahas tentang dia.
Tapi aku rasa, aku perlu jua untuk menanyakan beberapa hal tentang dia~
Dia jauh lebih baik dariku bukan?
Bukan, bukan aku ingin membandingkan, aku hanya ingin kau baik-baik saja.
Tidakkah dia hampir menemanimu setiap saat?
Tidakkah kau lihat begitu kentara peduli dia untuk kau?
Sungguh berbeda dengan aku yang dahulu, ya? haha
Lalu, setelah semua itu, apakah benar begitu pula adanya antara kau dan dia?
Apakah kau telah jujur dengan dirimu sendiri?
Apakah kau telah jujur dengan perasaanmu sendiri?
Ataukah kau hanya kepalang basah?
Sehingga memilih untuk menceburkan diri saja kepalang tanggung bersamanya?
Berharap dengan sudah terlanjur basah, kau bisa membersihkan semua yang telah lalu dan memulai awal yang baru?
Kaukah yang menarik atau kaukah yang mengulur?
Kaukah yang mengejar atau kaukah yang dikejar?
Atau kau dan dia saling mengejar?
Ataukah justru kau sendiripun masih bingung akan dirimu sendiri?
Lalu...
Topik apa saja yang pernah kau ceritakan tentangku kepada dia?
Apakah kau sering membahas tentang aku dan kau dahulu dengan dia?
Maaf, jika pernah, sejujurnya...
Aku keberatan.
Aku keberatan jika ada orang asing yang tahu tentang hidupku.
Karena aku juga butuh ruang privasi hanya untukku dan orang terdekatku.
Aku rasa jauh lebih baik jika kau tak membahas tentangku di depan dia.
Biarkan percakapan, cerita, atau apapun itu yang pernah berlalu di antara aku dan kau,
menjadi cerita tersendiri bagi aku dan kau.
Bukan untuk orang lain, maupun dia.
Terakhir...
Akankah kau kembali meski hanya sekali saja?
Karena ada tanya lain yang harus kujawab akan hadirmu yang lama tak terlihat.
Jangan sampai pertanyaanku ini memberatkanmu.
Aku tak ingin mengganggumu.
Namun, besar harapanku pertanyaanku ini akan ada jawabnya~
--------------------
Semoga kau baik-baik saja di sana.
Apakah kau bahagia di sana?
Apakah kau baik-baik saja?
Bagaimana keadaanmu?
Karena aku sama sekali tak tahu kabarmu setelah kau pergi hari itu.
Kita benar-benar layaknya orang asing yang tak pernah mengenal sekalipun.
Bolehkah aku bertanya?
Setelah semua ini, apakah aku pernah terlintas dibenakmu walau hanya sekali saja?
Tak inginkah kau hanya bertukar sapa sekali saja?
Atau kau memang menginginkan kita layaknya orang asing yang tak pernah mengenal?
Aku butuh jawaban itu, apakah kau memang menginginkan kita layaknya orang asing atau kau masih ingin berteman?
Kadang aku bertanya, seberapa besar kesalahan yang telah kuperbuat selama ini?
Hingga akhirnya membuatmu benar benar pergi dan tak kembali.
Benarkah aku terlalu egois selama ini?
Egois serta seolah acuh tak acuh denganmu?
Hingga tanpa disadari kaupun lelah dengan semua sikapku itu?
Dan kaupun memilih untuk pergi?
Boleh aku meminta jawab ini? Aku mohon...
Beri tahu aku semua kesalahan dan kekurangan yang pernah kuperbuat.
Agar kelak aku mampu memperbaiki diri dan berharap hal ini tak akan terjadi lagi.
Aku mohon...
beri tahu aku.
Bagaimana dengan kau?
Setelah hari itu, bagaimana kau melewatinya?
Apakah pernah kau merasa sedih?
Apakah pernah kau merasa seolah tak ingin melakukan apapun?
Apakah pernah kau merasa seolah ingin mengenyahkan semua pikiran dan perasaan itu?
Apakah pernah kau merasa ingin kembali lagi?
Apakah pernah kau merasa ingin memperbaiki semua itu?
Apakah pernah kau merasa rasanya "hari itu" kau terlalu gegabah dalam mengambil keputusan?
Apakah pernah?
Dan satu lagi,
apakah pernah kau menangis? Ah, rasanya sangat tak mungkin untuk hal satu ini.
Ataukah setelah hari itu kau merasa baik-baik saja?
Merasa tidak ada yang berubah?
Ataukah hari-harimu justru lebih berwarna setelah itu?
Berwarna, karena ada dia~
Tolong jawab...
Secepat itukah kau melupakan semuanya?
Melupakanku?
Melupakan semua yang ada?
Menghapus semua memori yang ada?
Mengganti semuanya dengan yang baru?
Secepat itukah?
Secepat itukah hari-harimu kembali berwarna?
Atau memang hari-hari mu tak pernah menjadi hitam putih setelah hari itu?
Atau memang kau telah lama melupakanku jauh sebelum hari itu?
Tak peduli lagi denganku jauh sebelum hari itu?
Ingin meninggalkanku jauh sebelum hari itu?
Lagi-lagi aku terus bertanya,
Apakah semua drama yang seolah kau publikasikan selama ini benar adanya?
Apakah kau sebahagia itu?
Apakah itu benar adanya? Nyata?
Ataukah itu hanya sandiwara belaka?
Bersandiwara dengan dirimu sendiri?
Sandiwara untuk menutupi lukamu jua, mungkin?
Aku tak tahu...,
yang aku tahu rasa-rasanya kau sangat jauh berbeda dengan kau yang dahulu dan saat kau bersama dia.
Mungkin semua orang berubah, ya?
Seberapa besar sudah usahamu untuk melupakan semuanya?
Apakah itu telah berhasil?
Berhasilkah?
Ataukah lagi-lagi usaha itu hanya sia-sia belaka?
Ataukah bayang-bayang itu masih turut menghantui jua hampir setiap saat?
Apakah sekuat apapun kau berusaha dan menolaknya, sekuat itu pula rasa itu akan kembali?
Jangan bohong akan diri dan perasaanmu sendiri.
Jangan egois.
Jujur saja dan terima saja jika kau belum berhasil.
Biarkan perasaan itu menyakitimu, tak perlu dilawan, jika memang benar adanya.
Dan jangan pernah, libatkan perasaan orang lain maupun sekitarmu, menjadi "pelarian" akan pelampiasan rasa sakit itu.
Akan memperkeruh suasana saja nantinya, bung.
Dan semakin mempersulit untuk menyelesaikan semuanya~
Satu hal lagi yang ingin aku tanyakan dan pastikan.
Sejujurnya, apakah kau tahu apa yang membuatku bertanya hari itu?
Ataukah persepsiku dan kau selama ini ternyata berbeda?
Berbeda karena kita sudah lama tak bersua.
Perihal "dia"...
Ah, sebenarnya aku sangat tidak ingin membahas tentang dia.
Tapi aku rasa, aku perlu jua untuk menanyakan beberapa hal tentang dia~
Dia jauh lebih baik dariku bukan?
Bukan, bukan aku ingin membandingkan, aku hanya ingin kau baik-baik saja.
Tidakkah dia hampir menemanimu setiap saat?
Tidakkah kau lihat begitu kentara peduli dia untuk kau?
Sungguh berbeda dengan aku yang dahulu, ya? haha
Lalu, setelah semua itu, apakah benar begitu pula adanya antara kau dan dia?
Apakah kau telah jujur dengan dirimu sendiri?
Apakah kau telah jujur dengan perasaanmu sendiri?
Ataukah kau hanya kepalang basah?
Sehingga memilih untuk menceburkan diri saja kepalang tanggung bersamanya?
Berharap dengan sudah terlanjur basah, kau bisa membersihkan semua yang telah lalu dan memulai awal yang baru?
Kaukah yang menarik atau kaukah yang mengulur?
Kaukah yang mengejar atau kaukah yang dikejar?
Atau kau dan dia saling mengejar?
Ataukah justru kau sendiripun masih bingung akan dirimu sendiri?
Lalu...
Topik apa saja yang pernah kau ceritakan tentangku kepada dia?
Apakah kau sering membahas tentang aku dan kau dahulu dengan dia?
Maaf, jika pernah, sejujurnya...
Aku keberatan.
Aku keberatan jika ada orang asing yang tahu tentang hidupku.
Karena aku juga butuh ruang privasi hanya untukku dan orang terdekatku.
Aku rasa jauh lebih baik jika kau tak membahas tentangku di depan dia.
Biarkan percakapan, cerita, atau apapun itu yang pernah berlalu di antara aku dan kau,
menjadi cerita tersendiri bagi aku dan kau.
Bukan untuk orang lain, maupun dia.
Terakhir...
Akankah kau kembali meski hanya sekali saja?
Karena ada tanya lain yang harus kujawab akan hadirmu yang lama tak terlihat.
Jangan sampai pertanyaanku ini memberatkanmu.
Aku tak ingin mengganggumu.
Namun, besar harapanku pertanyaanku ini akan ada jawabnya~
--------------------
Komentar
Posting Komentar