Selamat malam!!!
Yeay akhirnya kembali menulis lagi dan bisa membawakan judul "umang-umang".
Hmm mungkin di beberapa daerah manggil hewan ini bukan umang-umang kali ya, mungkin ada yang beda? Mohon disesuaikan saja ya, teman-teman.
Umang-umang
n. ketam kecil di laut (biasanya bersarang di bekas sarang unam (KBBI)
Iya, kali ini akan membahas, umang-umang.
Hewan yang biasa ada di pinggir jalan atau di depan sekolah SD untuk diperjualbelikan WKWKWK. Kasian ya, tapi lucu:(
Sebagai seseorang yang pernah beli umang-umang pada zaman SD dan ternyata gagal untuk dipelihara (karena pada akhirnya lepas dari cangkang dan hilang atau udah mati, ampuni aku ya Allah) tentunya masih sangat ingat dan terkesan dengan umang-umang. Kalau kalian gimana? Pernah melihara umang-umang juga?
Umang-umang.
Punya makna tersendiri dalam sekilas perjalanan hidup saya ini.
Kembali teringat ke masa-masa SMA khususnya masa junior (kelas X), umang-umang berhasil menjadi salah satu inspirasi hidupku bahkan masih menginspirasi sampai saat ini. Momen "evaluasi" yang sangat ditunggu-tunggu di kehidupan organisasi SMA inilah yang membuat umang-umang sangat berkesan dan bermakna (alumni smanam pasti akan tau eval yang dimaksud seperti apa, we passed it).
"Dek, jangan sampe kalian tu kayak umang-umang, yang nak dihawoi dulu baru keluar, baru begerak. Umang-umang"
Benar-benar masih terngiang momen evaluasi yang membahas umang-umang sampai sekarang.
Terima kasih, kak, karena kalimat ini sudah sangat menginspirasi dalam hidupku dan ku jadikan salah satu prinsip hidup.
Mungkin, bagi kalian, yang bingung arti kalimat itu apa, here we go, kita akan membahasnya.
Kurang lebih makna dibalik kalimat itu ialah, kita harus inisiatif dalam hal apapun, jangan pada saat diminta baru mulai suatu pekerjaan. Padahal walaupun itu bukan tugas/pekerjaan kita, kita bisa inisiatif untuk membantu yang lain, saling bahu membahu membantu.
Jangan jadi seperti umang-umang, "yang nak dihawoi dulu", harus diminta atau diberikan perintah dulu baru melaksanakan. Tapi, jadilah untuk seseorang yang inisiatif dimanapun. Kalau melihat orang lain sedang sibuk, kesusahan, tanya untuk bantu, jangan sampai kita baru diminta baru memulai.
Benar-benar menusuk dan sampai saat ini selalu aku coba untuk terapkan.
Inisiatif tanpa diminta.
Tapi, setelah dipikir-pikir ternyata, memang masih banyak yang menjadi "umang-umang", termasuk aku, mungkin?
Padahal dengan kita inisiatif membantu atau mengerjakan sesuatu tanpa diminta, yakinlah hal baik itu secara tidak langsung akan kembali ke kita, walau hal itu yang mungkin hanya sebatas "pengalaman". Tapi, bukankah pengalaman adalah guru terbaik?
Namun, karena terinspirasi akan "umang-umang".
Pandangan aku pribadi pun terkadang suka bias terhadap orang sekitar:') (Maafkan aku, yaa:")
Aku sangat sangat kagum dengan orang yang inisiatif sendiri tanpa diminta, seolah-olah mencerminkan bahwa mereka memang seorang yang tulus dan pekerja keras.
Dan selalu mencoba untuk tetap positive thinking, kepada orang yang masih seolah-olah menjadi "umang-umang". Selalu berpikir positif, mungkin mereka belum sempat saja untuk berinisiatif atau merasa tugas mereka sudah selesai saja, bukan disengaja untuk menjadi umang-umang.
Tetapi, terkadang menjadi yang "bukan umang-umang" itu melelahkan juga ya.
Mungkin karena kita dianggap mampu melaksanakan suatu hal tanpa dibantu akhirnya kita terbiasa untuk mandiri, "dilepas", yang padahal itu menjadi tanggung jawab bersama?
Di lain sisi, menjadi menjadi yang "bukan umang-umang" atau selalu inisiatif, terkadang juga bisa menjadi hal negatif jika kita salah sasaran.
Teman jauh dari luar pulau pernah bernasihat, "Rin, jangan terlalu baik ya sama orang lain, nanti dimanfaatin". Awalnya kalimat yang kusambut dengan gelak tawa ini terdengar biasa-biasa aja, tetapi, semakin bertambah usia ada benarnya juga kalimat ini.
Thanks sist for ur advice. It helps me a lot right now, I'll remember it.
Selain itu, sisi lain dari "umang-umang" ini juga mengajarkan aku untuk terus belajar mengapresiasi orang-orang sekitar dan turut turun langsung bersama mereka.
Apresiasi walau sekadar ucapan "Terima Kasih", 2 kata, atau bahkan yang dapat dikatakan hanya dalam 1 kata, "Thanks", dan sebagainya sangat berarti.
Sangat sangat berarti.
Menghargai usaha dan kerja keras mereka, sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada mereka atas tenaga, waktu, bahkan mungkin materi yang telah mereka rela korbankan.
Turun langsung. Bersama-sama saling bertukar pendapat, pikiran, mengerjakan bersama, akan lebih terasa chemistry-nya. Seperti pepatah, "Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul", inilah analogi yang sangat tepat untuk "turun langsung".
Ah, mungkin ke depannya akan semakin banyak pelajaran hidup yang akan kudapat, yang tidak diajarkan di pendidikan format, sekolah, bahkan perguruan tinggi, tetapi pelajaran hidup yang didapat dari pengalaman.
Pengalaman adalah guru yang paling berharga, bukan?
Sekian.
Umang-umang.
Hewan yang kecil tapi selalu menginspirasiku.
Terima kasih umang-umang.
Komentar
Posting Komentar