Langsung ke konten utama

Kau...

Kau tahu?
Kau telah mengubah hari-hariku walau hanya sesaat.
Kau tahu?
Karena kaulah yang mengembalikan rasa yang dulu pernah hilang.

Seolah aku dulu hanyalah sebuah balon helium yang dipegang erat oleh sang pemilik agar tak bisa terbang kemanapun.
Namun, sang pemilik tak sadar bahwa aku sebenarnya sudah kehilangan angin penyemangat agar aku tetap bisa terus mengudara.
Aku terus mengudara dengan sisa-sisa angin yang ada di dalamku, meski kutahu perlahan tapi pasti aku akan kempes begitu saja dan ditinggalkan sang pemilik.

Namun, tanpa ada pertanda sebelumnya, kau datang dan menghampiriku.
Kau mengisi kembali angin di dalamku agar aku tetap bisa tegak mengudara.
Kau mengembalikan lagi rasa yang pernah hilang itu.
Kau memberikanku penyemangat agar aku tetap bisa tegak dan berdiri.
Entah apapun caranya, selalu ada caramu untuk membuatku bahagia.
Ah, seperti "Dilan dan Milea" yang sekarang sedang populer saja.

Mungkinkah kau dilanku?
Tidak, tidak. Jika memang cerita ini seperti dilan dan milea,
Tentu akhirnya tidak berakhir bahagia bukan?
Dilan dan milea pada akhirnya tidak pernah hidup bahagia selamanya, tidak bagikan kisah kisah pada dongeng putri kerajaan.
Dan yang kutahu, aku mungkin tidak akan pernah bisa menjadi mileamu.
Karena apa, Dilan?
Saat ini aku masih bersama beni dan aku masih akan terus bersamanya, mencoba untuk bertahan bersamanya.
Kau tahu Dilan?
Mungkin ceritaku dengan Beni ini tidak seperti kisah Milea dan Beni yang digambarkan oleh Pidi Baiq dalam novelnya.
Kisahku dengan Beni ini mungkin lebih mirip jika dikatakan seperti kisah Dilan dan Milea dalam novel Pidi Baiq.
Tapi aku juga tak mengerti mengapa Beniku seolah tiba tiba berhenti begitu saja, sama seperti sang pemilik balon yang tetap memegang erat balonnya. Namun, tak pernah menghiraukan bagaimana kabar balon tersebut. Bahwa sang balon telah mengudara hanya dengan sisa-sisa kemampuannya. Tak pernah diisi angin kembali.
Atau mungkin karena ceritaku lebih mirip dengan Dilan dan Milea karya Pidi Baiq, maka dari itu kisah kamipun akan berakhir sama? Tidak, Dilan. Aku tidak ingin itu terjadi dan semoga nanti tidak akan pernah terjadi.
Atau Dilan, akankah kisah kita menjadi seperti kisah Dito dan Ayudia?
Ah, tidak tidak. Aku hanya bercanda saja. Jangan dibawa serius, Dilan.


source: @dilanku (instagram)


Terima kasih telah hadir dan mampir walau hanya sesaat.
Terima kasih telah turut bermimpi akan sebuah mimpi yang mungkin tak kan pernah terwujud sampai kapanpun, yang akan selalu menjadi angan angan kita.
Terima kasih telah mengembalikan apa yang dulu pernah hilang dan membiarkan aku merasakannya walau sesaat.
Terima kasih untuk segalanya.
Dan aku berterima kasih pula kepada Tuhan yang telah mempertemukan kita dalam situasi hebat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Semoga kau selalu tetap terbang mengudara dan terus mengejar apa yang kau inginkan tanpa henti.
Teruslah bermimpi!
Teruslah berjuang!
Terima kasih untuk segalanya dan,
Haruskah aku pamit sampai di sini?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Cerita Hidup: Kedokteran atau STAN

Ah, baru beberapa hari juga aku meninggalkannya.. Aku rindu. Dulu, setiap kembali ke sana, aku merasa sedih. Sekarang? Meninggalkannya ternyata begitu berat jua. Bintaro... Tempatku belajar ilmu kehidupan selama kurang lebih satu tahun.. Politeknik Keuangan Negara STAN, Kampus Ali Wardhana... Kampus kebanggaanku! Ya, aku sangat bersyukur dan bangga karena Allah telah memberikanku kesempatan untuk berkuliah di kampus ini. Kampus impian begitu banyak orang. Kampus dimana yang mengajarkan aku untuk semakin banyak bersyukur atas nikmat-Nya. Miniatur Indonesia? Hm.. bisa jadi. 20 Juli 2018 Tepat hari itu aku mengundurkan diri dari Politeknik Keuangan Negara STAN. Sedih bercampur haru menjadi satu di hari itu. Rasanya berat juga meninggalkan semua yang ada di sana. Teman-teman, dosen, lingkungan kampus, dan semua hal yang ada di sana... Serta semua hal yang bermula di sana... Hari itu, menjadi awal bagiku untuk memulai kembali lembaran baru dari kisah kehid...

SMP Negeri 1 Palembang

Assalamu'alaikum! Post kali ini akan membahas singkat tentang SMP Negeri 1 Palembang yang merupakan SMP tercintaku!!:3  Post di sini juga berdasarkan pengalaman pribadi yaa~ Mari mulai SMP Negeri 1 Palembang aka spensa palembang, merupakan satu-satunya SMP peninggalan zaman Belanda di Kota Palembang. Hal ini terbukti dengan gedung bangunan lama yang bergaya zaman Belanda dengan pintu & jendela yang besar dan panjang. SMP Negeri 1 Palembang berlokasi di Jalan Pangeran Ario Kesuma Abdurohim, Talang Semut, Bukit Kecil, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Dulunya SMP Negeri 1 Palembang merupakan salah satu sekolah RSBI, namun semenjak RSBI dihapuskan SMP Negeri 1 Palembang tetap menjadi sekolah unggulan & favorit di Palembang. Dulu spensa pernah memiliki 2 jenis kelas yaitu, reguler dan bilingual. Namun, semenjak tahun 2010-2011 saat masih ada program RSBI, spensa sepenuhnya menggunakan program bilingual, kelas reguler dihapuskan. Lalu, setelah program RSBI dihapuskan ya be...

2020

Here's a recap of 2020 ... 2020 Pandemi yang mendominasi... 16 Maret 2020... Pertama kali semua kegiatan perkuliahan secara tatap muka dihentikan... Semua kegiatan di luar perkuliahan, Sabtu-Minggu atau hari libur lainnya, turut dihentikan... Maret - Mei masih hangat akan berita lockdown , PSBB, beserta berbagai protokol kesehatan lainnya... Akhir Mei, lebaran datang menghampiri... Juli - Agustus, tertarik akan berbagai isu perkuliahan yang akan segera dimulai atau yang sempat tertunda September - Desember, seolah sudah kembali "normal", " new normal" diiringi dengan berbagai "Adaptasi Kebiasaan Baru"... Terima kasih, 2020 telah... mengajarkan aku untuk semakin menghargai semuanya, mempertemukan aku dengan orang-orang hebat, semakin menyadarkan aku di atas langit masih ada langit, meyakinkan aku bahwa semua orang punya prinsip dan cara bahagianya masing-masing, berhasil membuatku untuk mengikhlaskan, menamparku bahwa untuk selalu belajar dalam segala h...