Bukankah hati ini sudah memohon kepada Dia untuk dijagakan?
Bukankah diri ini jua sudah berjanji dan berusaha untuk tidak terlibat lagi akan urusan hati tuk jangka waktu yang lama?
Lalu, mengapa kali ini urusan hati turut kembali memenuhi pikiran?
Bolehkah hati ini menaruh harap kembali?
Tapi bukankah sejatinya hati ini hanya boleh menaruh harap kepada Dia bukan dia?
Bukankah berharap kepada dia yang lain sama saja berarti jatuh ke lubang yang sama tuk kedua kalinya?
Bukankah seelok-eloknya meninggikan harap hanya tuk kepada Dia saja?
Ah, iya...
Harapku kali ini jua terlalu tinggi, tak akan mampu tercapai...
Bagaikan bumi yang terus mengejar langit, yang tak akan pernah sampai...
Bagaikan mengejar bintang yang terus melesat meninggi di angkasa.
Sedangkan aku? Hanya mampu terpaku berdiam diri di muka bumi.
Sebesar apapun usahaku, bukankah tak akan mampu menandinginya?
Belum lagi, jika harus bersaing dengan ribuan bintang yang bersinar terang lainnya di langit sana.
Ah, sungguh, tak akan mungkin.
Tapi bukankah ada Dia jua Zat Yang Maha Membolak-balikkan Hati?
Tak ada seorang pun yang tau isi hati dan pikiran seseorang, bukan?
Dia Maha Membolak-balikkan Hati.
Bisa saja detik ini begini, sepersekian detik kemudian tiba-tiba berubah 180 derajat.
Lalu jika begitu, bukankah artinya hati ini jua mampu berubah secara tiba-tiba?
Ah, sudahlah...
Saat ini kupasrahkan semuanya kepada Dia.
Aku hanya mampu mengikuti alur skenario yang telah Dia tuliskan untukku.
Aku percaya apapun itu, tentu merupakan skenario terbaik dari Dia.
Dan jika memang kali ini hati dan pikiran ini tak salah memilih dan berharap kembali,
ku serahkan sepenuhnya kepada Dia,
Dia pemilik semesta seluruh alam,
Dan mohon jagakanlah hati ini dan juga dia.
Komentar
Posting Komentar