Jika ruang itu kosong...
Akankah kau mencari cara untuk menemukan kuncinya?
Akankah kau mencoba untuk membukanya?
Atau kau hanya menunggu di luar saja?
Menunggu sembari menaruh harap untuk dipersilahkan masuk begitu saja?
Lalu...
Jika ternyata, ruangan itu telah terisi
Akankah kau tetap mencoba untuk masuk?
Atau akankah kau tetap menunggu di luar saja?
Tahukah kau?
Ternyata, ia sudah lama menutup ruang itu...
Sejak saat itu, ia telah berhenti menunggu...
Menunggu sesuatu yang tak pasti?
Ah, bukan.
Bukan sesuatu yang tak pasti...
Hanya saja, ia menutup ruang itu karena sudah lelah akan beratnya menahan rindu.
Rindu yang tak tahu siapa pemiliknya...
Dan saat itu, ia sudah tak peduli lagi akan dunia luar
Ia mencoba untuk tetap bertahan di zona nyamannya
Mencoba untuk menghalangi semua orang yang berusaha masuk untuk menembusnya
Membangun pertahanan sekuat mungkin, semampu yang ia bisa
Ia tak ingin lagi menahan beratnya rindu...
Menahan hawa dingin yang menerpa saat ia sedang menunggu...
Menahan bagaimana rasanya membunuh waktu...
Seolah waktunya selama ini, terbuang sia-sia.
Berharap penantiannya akan berbuah manis.
Namun, ternyata semua hanya sia-sia.
Bukannya ia tak percaya akan orang-orang yang mencoba untuk masuk.
Ia hanya mencoba untuk melindungi dirinya sendiri.
Melindungi dari sakit dan pedihnya rasa yang lalu.
Ah, jangan khawatir.
Ia tetap memiliki hati.
Hatinya tidak sedingin itu.
Ia tetap masih bisa merasakan.
Ia tahu untuk membedakan...
Antara berjuang dan tidak.
Dan percayalah hasil tidak akan mengkhianati usaha.
Ini hanya masalah waktu.
Komentar
Posting Komentar