6 November 2017
Tak terasa sudah hampir 3 bulan aku di sini...
Tulisan tulisanku mengenai tempat ini pun selalu tak pernah aku publish, hanya mengendap di dalam draft tulisanku saja...
Bahagia?
Tidak juga.
Berulang kali kesempatan untuk kembali berkuliah di kota kesayanganku, kuabaikan.
Semua, karena aku tak berani mengambil keputusan.
Penakut.
Terlalu banyak berpikir.
Setengah semester sudah kujalani di sini.
Namun, keinginan untuk mengulang kuliah tahun depan, masih ada.
Namun, lagi-lagi, aku masih terlalu banyak berpikir.
Bagaimana rasanya jika mengulang?
Bagaimana rasanya berkuliah bersama angkatan bawah?
Benarkah keputusan aku untuk meninggalkan kampus ini?
Bagaimana jika aku tidak lulus di prodi itu?
Atau bagaimana jika aku justru tidak bisa bertahan di prodi itu?
Rasa-rasanya masih begitu banyak pertanyaan yang masih menggoyahkan niatku.
Berulang kali juga kuteguhkan hati dan pemikiran untuk bertahan di kampus ini.
Namun, lagi-lagi batinku masih menolak.
Ini bukan aku sesungguhnya.
Banyak orang yang berkata,
"Jangan, rin, sayang untuk ditinggal, banyak orang yang ingin di posisi kamu"
"Pikir lagi, rin"
"Aku aja mau ngulang tahun depan demi kampus itu"
Tapi, mereka tidak tahu apa yang kurasakan bukan?
Perasaan dan pemikiran tiap orang berbeda-beda bukan?
Suasana lingkungan di sini kuakui cukup bagus, dapat diapresiasi.
Berada di tengah ibu kota, namun seolah hiruk pikuk negatif ibu kota tak ada di sini.
Jadwal kuliah yang menurutku santai juga sangat mendukung.
Bandingkan dengan teman-temanku yang tiap malam bergadang demi laporan yang ditulis tangan atau yang harus PP setiap hari "Palembang-Layo".
Atau teman seperjuangan merantauku yang lain yang juga terlihat susah.
Ternyata merantau tak semudah yang kau bayangkan.
Semua orang punya pilihan masing-masing.
Tak bisa kau membandingkan A dengan B, B dengan C, A dengan C, dan seterusnya.
Dan ini?
Sangat bertolak belakang dengan keinginanku.
Jauh berbeda dengan aku yang dulu.
Belajar ya masih kulakukan, aku pun tak ingin jika berkuliah di sini tanpa usaha, lebih baik aku out saat itu juga jikalau memang aku tak belajar di sini.
Tapi, rasanya berbeda.
Motivasi dan semangat untuk belajar di sini, berbeda.
Dahulu, tak pernah aku mendapat nilai seperti "itu" dan sekarang di sini?
Dahulu mendapat nilai pas di KKM saja, sudah heboh rasanya untuk ingin memahami lebih lanjut.
Mendapat nilai "itu" di sini aku biasa saja, pasrah.
Aku membohongi diriku sendiri dengan berkata "usahaku sudah maksimal".
Walau aku tahu meski usahaku sudah maksimal, sebenernya aku masih bisa mendapat hasil jauh lebih dari itu.
Namun, dorongan motivasi itu tidak ada...
Aku hanya pasrah.
Mungkin, untuk menghibur diri aku hanya berkata "IPK segitu biar bisa balik homebase"
Padahal, logika bermain saja, seorang pemimpin tentu akan memilih anak buahnya yang memiliki IPK lebih tinggi bukan daripada yang lebih rendah?
Dan aku seolah tak peduli dengan itu.
Keinginan untuk meningkatkan IPK tentu ada, namun kadang batin yang tidak menerima semua ini.
Menyesal mengapa dahulu tak mengambil keputusan.
Namun, untuk apa lagi, tak perlu ada yang disesali.
Semua sudah kupasrahkan kepada-Nya.
Jika memang ini yang terbaik bagiku.
Tentu akan selalu ada jalan dari-Nya.
Tentu akan selalu ada jalan dari-Nya.
Setidaknya aku sudah berusaha semaksimal mungkin di sini.
Jika nanti "dua huruf" itu menghampiriku, berarti memang ini bukan takdirku...
Dan, jika memang ini adalah jalanku, satu permintaanku kepada-Nya:
Semoga penempatan definitifku kelak setelah aku diwisuda di sini ialah instansi lingkungan Kementerian Keuangan di Kota Palembang...
Aamiin ya Rabbalaamiin
Meski pemikiran akan wisuda, seharusnya masih sangat jauh...
Enam semester masih harus kulalui, dengan total 12x ujian...
Belum lagi ditambah kuis-kuis tersayang serta suasana belajar yang sangat "ambis"
Oh ya, mungkin banyak yang bertanya-tanya
"Kok pulang terus sih hampir tiap minggu?"
"Ga sayang uangnya?"
"Tiket pesawat ga murah lho"
"Aku aja yang deket sini, ga pulang-pulang"
"Coba nikmatin aja dulu tinggal di sini"
Maaf, kondisiku mungkin tidak seperti kalian.
Bahagiaku bukan di sini, bahagiaku ada di "rumah".
Bahagiaku ada di keluargaku.
Mungkin prinsip bahagia dunia akhirat semakin terpatri dalam diriku.
Bahagiaku bukan hanya dengan berkuliah di sini, tidak perlu mencari pekerjaan lagi kelak kalau tamat, langsung bekerja, dapet gaji.
Tidak, bukan itu.
Karena aku tak sama seperti kalian.
Karena kalian tidak tau rasanya berpisah dengan yang kuanggap "rumah" itu bagaimana.
Sedangkan "rumahku" sendirian di sana dan aku di sini.
Apa tujuan hidup jika harus tersiksa batin?
Bukankah hidup cuma sekali?
Bukankah bahagia itu bukan hanya kebahagiaan dunia, namun akhirat juga?
Setelah tamat, aku masih tidak tahu harus ditempatkan di mana.
Ya, walau banyak yang bilang homebase untuk perempuan, namun itu belum pasti.
Serta bidang yang sangat berbeda dari yang kuinginkan dahulu.
Jadi, kalau esok esok kalian menemukan dan membaca tulisan ini dan aku sudah tidak berada di kampus ini lagi, itu memang pilihanku. Tak perlu kalian bertanya ke banyak orang, menceritakan kepada banyak orang cerita yang belum tentu benar. Cukup dengan tulisan ini mungkin kalian akan mengerti mengapa alasanku jika harus meninggalkan kampus ini.
Namun, jika kelak aku masih berada di kampus ini hingga aku tamat, berwisuda, dan mendapatkan penempatan. Itu berarti perjuanganku itu tak lepas dari orang-orang yang selalu ada di sampingku, di saat titik terlemahku.
Dan jika kalian juga bertanya,
"Kok ga kayak dulu lagi?"
"Ga aktif organisasi lagi?"
"Ga ikut lomba lagi?"
"Kok nilainya segitu?"
Itu karena keinginanku sendiri.
Meski jauh di lubuk hati terdalam aku menginginkan kembali seperti dulu.
Seolah zaman-zaman kejayaan. lol.
Itu karena keinginanku sendiri.
Meski jauh di lubuk hati terdalam aku menginginkan kembali seperti dulu.
Seolah zaman-zaman kejayaan. lol.
Itu karena aku lebih memilih untuk bahagia di jalan-Nya.
Cukup dengan aku bahagia dengan caraku sendiri, mendekatkan diriku kepada-Nya, dan mendekatkan diriku kepada "rumahku".
Tak ingin aku berkontribusi banyak di sini, karena aku harus kembali pulang ke "rumahku".
![]() |
Source: #AboutLove Tere Liye |
Bintaro, 6 November 2017.
Setelah UTS Hari kelima, Pengantar Akuntansi I yang tidak balance.
18:10.
Komentar
Posting Komentar