Ya, another day with you. Bersamamu. Walau aku tak mengharapkan hari itu di mana kita bersama kembali, walau hanya sebentar, dalam hitungan jam, tapi setidaknya itu termasuk another day with you. Tapi, entah mengapa aku merasa ada yang berbeda…
Sangat berbeda. Berbeda jauh dari terakhir kali kita bertemu. Pertemuan yang tak pernah diharapkan, justru terjadi. Di saat dulu ku mengharapkan sebuah pertemuan denganmu, justru pertemuan itu tak pernah terjadi.
Bertemu denganmu secara tidak sengaja, membuat hatiku yang semula telah melupakanmu kembali merasakan sesuatu yang dulu pernah kurasakan. Namun, pikiranku terus berkata tidak, tapi apa daya hati berkata lain. Berusaha kukuatkan hatiku untuk mengikuti pikiranku untuk mengatakan tidak, agar rasa yang dulu pernah hinggap di hatiku kini tidak hinggap lagi.
Walau kita sudah lama tak berjumpa dan ditemukan dengan pertemuan yang tak diharapkan, kau masih seperti yang dulu, tak banyak yang jauh berubah darimu.
Kita habiskan waktu dalam diam. Sibuk dengan pikiran kita masing-masing, menatap ke arah yang berbeda, diiringi dengan hujan yang membasahi kota, layaknya film yang sedang diputarkan di sebuah televisi. Namun, kenyataannya itulah yang terjadi.
Kau duduk bersamaku, melalui pertemuan yang tak penah terkira. Another day with you.
Hatiku merasa biasa saja berjumpa denganmu, tak seperti dulu. Walau kadang aku harus berusaha untuk mengeraskan hatiku agar sejalan dengan pikiranku, menata hatiku kembali agar aku tak jatuh ke lubang yang sama kedua kalinya.
Tak pernah terbayang di pikiranku bahwa kita akan pernah bertemu dengan cara seperti ini. Mungkin hatiku mulai bisa melupakanmu. Sudah terbiasa tersendiri. Mulai terlatih dengan kebiasaan seperti ini. Tapi, kau datang kembali walau hanya sebentar. Pembicaraan yang ringan diiringi dengan canda tawa sesekali di pertemuan tak sengaja kita, membuatku yang awalnya merasa canggung mulai terbiasa dengan pembicaraan kita. Walau terkadang sesekali aku teringat kembali bagaimana kita dahulu. Namun, aku terus mencoba hatiku untuk tetap sama dengan pikiranku. Mencoba menganggap semuanya biasa, tak ada yang istimewa seperti dulu.
Aku selalu berdoa kepada-Nya agar Dia mampu meneguhkan hatiku, karena sesungguhnya Dia-lah Zat yang Maha Membolak balikkan hati.
Meski terkadang aku dilema antara harus melupakanmu atau harus mengenangmu dalam pikiran dan hatiku dan tak ada seorang pun yang mengetahui, atau aku harus memilih yang lain, yang selalu ada untukku.
Komentar
Posting Komentar