Apa dayaku?
Ku hanya bisa menatapmu dari kejauhan.
Ku hanya bisa menatap candamu.
Ku hanya bisa menatap tawamu.
Ku hanya bisa menatap punggungmu.
Ku hanya bisa menatap mu dari kejauhan.
Tahukah kau? Begitu sakit rasanya. Hanya mampu melihatmu dari kejauhan. Tak bisa menyapamu, jangankan menyapa. Tersenyum ke arahmu pun tak bisa. Kau hanya bercanda dan tertawa dengan sekelilingmu.
Tak lihatlah kau aku yang sedang menunggumu dari kejauhan? Berharap kau akan berpaling ke arahku dan memberikan sedikit senyumanmu itu kepadaku yang sedang menatapmu dari kejauhan.
Entah berapa lama kita sudah tidak bertemu, hari, bulan bahkan hitungan tahun, entahlah aku sudah lupa kapan kita terakhir kali bertemu. Namun, tak ada yang berubah darimu. Senyummu yang manis, tawamu yang iklhas masih sama dengan terakhir kali kita bercanda. Tingkahmu yang ceria, masih sama. Kau yang selalu mencoba untuk menjadi pemimpin, masih selalu sama. Tak ada yang berubah.
Aku merindukan dirimu, saat-saat kita tertawa bersama, bercanda bersama, sebagai sahabat, atau lebih kau duluan yang menganggapku adikmu. Dan sekarang? Semua pupus. Tak ada lagi komunikasi di antara kita, tersenyum pun tidak ke arahku. Kau bahkan sudah tak mengenaliku lagi, sedangkan aku? Masih selalu mengenalimu.
Tidakkah kau ingat saat dulu kau sering membuat orang disekitarmu tertawa renyah? Sekarang? Kau masih. Kau masih membuat orang tertawa renyah, tapi sayang bukan orang yang sama. Kau telah pergi, kau telah mendapat yang baru, lingkungan baru, teman baru dan kau tetap menjadi dirimu seperti itu.
Tak bisakah sedikit saja kau melihat ke arahku saat itu?
Tak bisakah kau memberikan kabarmu kepadaku?
Entah kapan namaku sudah tidak ada lagi di hpmu, yang kutau kau sudah tidak pernah terlihat di pembaruan sosial mediaku, itu berarti kau yang memilih untuk menghapus diriku di kontak sosial mediamu. Sedangkan aku? Aku masih menyimpan nomormu, aku masih memiliki nama sosial mediamu. Tapi, aku terlalu takut untuk menghubungimu. Apa dayaku? Aku hanya temanmu. Atau bahkan kau sudah lupa denganku. Kau tak akan pernah lagi mengingatku. Mungkin aku hanya orang asing yang sempat datang ke kehidupanmu beberapa saat dan pergi.
Janji yang kau buat dulu? Lenyap sudah. Putus sudah tali silahturami kita. Di manakah kau sobat? Di manakah kau sosok kakakku? Di manakah kau? Di manakah kau sosok temanku? Atau orang asing?
Jika memang tak ada lagi yang bisa kuperbuat, ku hanya bisa menatapmu dari kejauhan sekali lagi. Sudah terlalu sering aku melakukan ini, menatapmu dari kejauahan. Dan sekarang? Kulakukan lagi. Ya itu, karena kau tak pernah menyadari kehadiranku yang ada di dekatmu. Kuharap canda dan tawamu tak akan pernah lenyap dari wajahmu, biarkan itu selalu menghiasi wajahmu. Walau kutahu orang yang berada di dekatmu, bukanlah aku lagi. Selamat berjuang demi masa depan!
Ku merindukanmu.
Komentar
Posting Komentar